Ketua Panitia Lokal SNMPTN Bandung Adang Surahman menuturkan, tahun ini SNMPTN memiliki alat ukur dan sistem penilaian yang lebih baik dari SNMPTN sebelumnya. Hal tersebut diharapkan memperbaiki kualitas mahasiswa yang terjaring dan mengurangi angka drop-out (DO).
“Selama ini hanya ada tes kognitif untuk mengukur tingkat pengetahuan, sementara ketiga kemampuan komunikasi, nalar, dan hitung, belum terukur. TPA pun tidak akan terkontaminasi oleh bimbingan belajar karena itu murni kemampuan mereka, tidak bisa dipelajari rumus cepatnya,” ujarnya.
Menurut dia, dimasukkannya TPA, menjadikan kredibilitas alat ukur SNMPTN mendekati ujian saringan masuk mandiri (jalur khusus). Diprediksikan, TPA dapat menekan angka DO. “Berdasarkan pengalaman ITB selama
Sumber : Pikiran Rakyat, Selasa, 02 Juni 2009
fajri_rosyid@yahoo.co.id
Bookmark this post: | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
0 komentar:
[+/-]Click to Show or Hide Old Comments[+/-]Show or Hide Comments
Posting Komentar