Lawang Sewu adalah suatu bangunan tua yang terletak di ujung jalan Pemuda persis di sebelah kanan depan Tugu Muda. Gedung ini dahulu merupakan Kantor Pusat Perkeretapaian Hindia Belanda yang pertama dan terbesar (N I S = Nederlansch Indische Spoorweg). Arsitektur modern pertama di
Perpaduan beberapa nafas arsitekturnya menghasilkan model yang amat langka. Berlantai dua dengan menara ghotic di liri kanan pintu masuk. Bangunan dengan corak yang lain dan langgam atau aliran bentuk bangunan yang sudah ada waktu itu, strukturnya terdiri atas konstruksi batu-bata beton dengan dimensi besar dan tebal. Bahan baja yang dipakai pada kuda-kuda bangunan utamanya. Bahan kayu juga digunakan untuk kuda-kuda pada sebagian ruang, rangka plafond, pintu dan jendela. Penutup atap memakai genteng cetak dengan detail-detail talang terekspos dengan bentuk dinamis dan unik. Lantainya memakai tegel P C.
Menyusuri lorong-lorong di dalam gedung Lawang Sewu sungguh merupakan perjalanan yang mengagumkan. Menikmati arsitektur pada interior gedung itu menegaskan kembali kenyataan bahwa Lawang Sewu adalah “mutiara arsitek yang tiada duanya” pada saat pagi hari sinar matahari menerobos masuk melaluijendela-jendela kaca berlukiskan mosaic. Bias sinar matahari dipancarkan di dalam ruang melalui semburat warna-warni kaca mosaic yang berupa warna merah, kuning, biru, hijau sehingga terbentuk nuansa warna yang indah dan luar biasa.
Menyaksikan tekstur dan jenis ukiran mosaic yang indah mempesona itu, sungguh jelas tampak keaslian kaca-kacanya. Dengan seni permainan cahaya secara prima yang di goreskan di atas kaca, seolah penggambaran lewat kata-kata pada beragam lukisan mosaic memantulkan suatu makna yang sangat mendalam.
Keunikan Lawang Sewu adalah banyaknya pintu dan jendela di setiap ruang dan lorong. Dalam satu ruangan saja bisa terdapat
Lawang Sewu telah mengalami serangkaian penggunaan. Pada masa pendudukan Jepang, gedung ini digunakan sebagai Kantor Perkeretaapian Eksploitasi Tengah di bawah perusahaan Rikuyu Sokyoku. Penulis saying belum pernah ke dalam ruangan, namun hanya menikmati suasana di luar bangunan yang terkenal di nusantara. Beberapa sumber telah membantu penulis dalam menceritakan keelokan gedung peninggalan sejarah yang telah berumur lama ini. Setelah
Selasa, 14 Juli 2009
Sumber : Potensi Wisata Jawa Tengah berwawasan Lingkunan
Dinas Pariwisata
Observasi dan Pengambilan foto obyek
Bookmark this post: | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
0 komentar:
[+/-]Click to Show or Hide Old Comments[+/-]Show or Hide Comments
Posting Komentar