Kamis, 06 Agustus 2009

LAWANG SEWU



Lawang Sewu adalah suatu bangunan tua yang terletak di ujung jalan Pemuda persis di sebelah kanan depan Tugu Muda. Gedung ini dahulu merupakan Kantor Pusat Perkeretapaian Hindia Belanda yang pertama dan terbesar (N I S = Nederlansch Indische Spoorweg). Arsitektur modern pertama di Indonesia rancangan Prof. Jacob F. Klinkhamer dan BJ. Queendag (Belanda) yang diresmikan pada tanggal 1 Juli 1907.

Perpaduan beberapa nafas arsitekturnya menghasilkan model yang amat langka. Berlantai dua dengan menara ghotic di liri kanan pintu masuk. Bangunan dengan corak yang lain dan langgam atau aliran bentuk bangunan yang sudah ada waktu itu, strukturnya terdiri atas konstruksi batu-bata beton dengan dimensi besar dan tebal. Bahan baja yang dipakai pada kuda-kuda bangunan utamanya. Bahan kayu juga digunakan untuk kuda-kuda pada sebagian ruang, rangka plafond, pintu dan jendela. Penutup atap memakai genteng cetak dengan detail-detail talang terekspos dengan bentuk dinamis dan unik. Lantainya memakai tegel P C.

Menyusuri lorong-lorong di dalam gedung Lawang Sewu sungguh merupakan perjalanan yang mengagumkan. Menikmati arsitektur pada interior gedung itu menegaskan kembali kenyataan bahwa Lawang Sewu adalah “mutiara arsitek yang tiada duanya” pada saat pagi hari sinar matahari menerobos masuk melaluijendela-jendela kaca berlukiskan mosaic. Bias sinar matahari dipancarkan di dalam ruang melalui semburat warna-warni kaca mosaic yang berupa warna merah, kuning, biru, hijau sehingga terbentuk nuansa warna yang indah dan luar biasa.

Menyaksikan tekstur dan jenis ukiran mosaic yang indah mempesona itu, sungguh jelas tampak keaslian kaca-kacanya. Dengan seni permainan cahaya secara prima yang di goreskan di atas kaca, seolah penggambaran lewat kata-kata pada beragam lukisan mosaic memantulkan suatu makna yang sangat mendalam. Ada mosaic yang memantulkan siluet seorang pendeta, siluet bunga dan bermacam-macam lagi.

Keunikan Lawang Sewu adalah banyaknya pintu dan jendela di setiap ruang dan lorong. Dalam satu ruangan saja bisa terdapat lima sampai sepuluh pintu dan jendela. Bisa dibayangkan, berapa jumlah pintu dan jendela dalam suatu gedung seluas 14.698 m2. Sungguh suatu keunikan yang menarik, tetapi cenderung ganjil. Bagi wisatawan yang berkunjung ke gedung ini diperlukan kecermatan dan ketelitian tinggi bila ingin menghitungnya. Sudah banyak terjadi bahwa selam ini ada wisatawan-wisatwan yang berusaha menghitung namun tidak seorangpun sanggup menyelesaikanya. Untuk dapat menghitung semua pintu dan jendela yang ada di Lawang Sewu ini membutuhkan waktu dua sampai tiga hari. Karena banyaknya pintu dan jendela tersebut maka tidak heran bila bangunan ini dinamakan Lawang Sewu. Lawang berarti pintu, Sewu berarti seribu. Jadi Lawang Sewu berarti Seribu Pintu dalam bahasa Jawanya. Pada tahun 2009 pihak entertainment telah mengambil nama ini untuk sebuah film horror. Karena Lawang Sewu meskipun berada di tengah kota namun memiliki misteri tersendiri. Hal itu terjadi karena bangunan bersejarah ini sudah digunakan dan tidak berpenghuni lagi. Masyarakat sekitar ada yang mengatakan sering dijumpai hantu dari pemerintah Kolonial Belanda yang waktu itu menempati. Ini menjadi cerita dalam film tersebut. Tentu animo seseorang untuk melihat film ini sangat banyak terutama masyarakat Semarang sendiri.

Lawang Sewu telah mengalami serangkaian penggunaan. Pada masa pendudukan Jepang, gedung ini digunakan sebagai Kantor Perkeretaapian Eksploitasi Tengah di bawah perusahaan Rikuyu Sokyoku. Penulis saying belum pernah ke dalam ruangan, namun hanya menikmati suasana di luar bangunan yang terkenal di nusantara. Beberapa sumber telah membantu penulis dalam menceritakan keelokan gedung peninggalan sejarah yang telah berumur lama ini. Setelah Indonesia merdeka digunakan sebagai Kantor Jawatan Kereta Api Indonesia (DKARI). Dan ketika berlangsung peristiwa Pertempuran Lima Hari di Semarang, di gedung tua ini terjadi ajang pertempuran yang sengit antara A M K A (Angkatan Muda Kereta Api) melawan Kompetai dan Kido Buati Jepang. Kini, secara administrative Lawang Sewu menjadi kewenangan Knwil Departemen Perbuhungan Jateng.

Selasa, 14 Juli 2009

Sumber : Potensi Wisata Jawa Tengah berwawasan Lingkunan

Dinas Pariwisata kota Semarang

Observasi dan Pengambilan foto obyek

Bookmark this post:
StumpleUpon Ma.gnolia DiggIt! Del.icio.us Blinklist Yahoo Furl Technorati Simpy Spurl Reddit Google

Bogor Agricultural University

Bogor Agricultural University
"Mencari dan Memberi Yang Terbaik"

LDK Al Hurriyyah

LDK Al Hurriyyah
"Inspiration of Togetherness"

FORCES

FORCES
"Go Scientist...!!!"

AGRIA SWARA

Boneka Horta & POTTY

 

Copyright 2009 All Rights Reserved Magazine 4 column themes by One 4 All